Puisi Untuk Direnungkan
Bismillahirrahmanirrahim.
Alhamdulillah, sudah selesai membaca satu kisah kembara seorang insan yang hebat, Noorah. Hujung catatan tersebut, penulisnya menukilkan puisi yang sangat indah dan begitu meruntun hati kecil. Lalu, sisipan semangat ditiup pada diri sendiri... Mudah-mudahan Allah merahmati Noorah atas perkongsian kisah hidupnya.
Di rentas masa
Aku ingin membawamu teman
Pada satu kisah agung
Dia pernah dihina nista
Hingga dituduh seorang gila
Juga dijujat memiliki sihir
Sebenarnya dia tidak melakukan apa pun
Cuma sering berkata
"Berimanlah kamu semua kepada Allah yang Esa!"
Batu kecil dan besar hinggap di tubuh
"Pulanglah kau! Seruanmu adalah sia-sia"
Mereka terus menyakitinya
Hingga darah bertakung di kolam kasut
Malaikat melihat penuh sedih
Ada yang geram untuk membalas
"Gunung itu akan kami rebahkan
Biar orang-orang itu tenggelam"
Dia duduk menahan sakit
Hatinya berzikir sabar
Wajahnya senyum sambil menggeleng
"Jangan, jangan kalian usik mereka
Jika bukan hari ini mereka beriman
Besok pasti ada
Walau zaman berlangsung lama
Anak cucu mereka akan berkata :
"Kami beriman kepada Allah dan Rasul Nya"
Dia yakin, dia sabar, dia tawakkal
Dia terus mendoakan umatnya
Teman
Kisah ini sangat menyayatkan
Kitalah anak cucu
Yang dimaksudkan baginda, nabi agung kita
Wahai teman,
Bagaimanakah jika baginda dulu tidak sabar?
Tergesa dan merajuk
Dalam dakwah yang mulia?
Apakah kita dapat mengucap kata syahadah?
Dapatkah dahi mengucup sejadah cinta Nya?
Jawablah temanku
Jawablah di hatimu...!
Aku ingin membawamu teman
Pada satu kisah agung
Dia pernah dihina nista
Hingga dituduh seorang gila
Juga dijujat memiliki sihir
Sebenarnya dia tidak melakukan apa pun
Cuma sering berkata
"Berimanlah kamu semua kepada Allah yang Esa!"
Batu kecil dan besar hinggap di tubuh
"Pulanglah kau! Seruanmu adalah sia-sia"
Mereka terus menyakitinya
Hingga darah bertakung di kolam kasut
Malaikat melihat penuh sedih
Ada yang geram untuk membalas
"Gunung itu akan kami rebahkan
Biar orang-orang itu tenggelam"
Dia duduk menahan sakit
Hatinya berzikir sabar
Wajahnya senyum sambil menggeleng
"Jangan, jangan kalian usik mereka
Jika bukan hari ini mereka beriman
Besok pasti ada
Walau zaman berlangsung lama
Anak cucu mereka akan berkata :
"Kami beriman kepada Allah dan Rasul Nya"
Dia yakin, dia sabar, dia tawakkal
Dia terus mendoakan umatnya
Teman
Kisah ini sangat menyayatkan
Kitalah anak cucu
Yang dimaksudkan baginda, nabi agung kita
Wahai teman,
Bagaimanakah jika baginda dulu tidak sabar?
Tergesa dan merajuk
Dalam dakwah yang mulia?
Apakah kita dapat mengucap kata syahadah?
Dapatkah dahi mengucup sejadah cinta Nya?
Jawablah temanku
Jawablah di hatimu...!
Facebook ni macam rumah, bagaimana kita menghiasnya dengan kata-kata, bagaimana kita melayan 'tetamu' kita dan bagaimana kita nak memilih siapa yang sepatutnya menjadi tetamu kita. Bukan semua orang kita boleh persilakan duduk dan masuk sewenang-wenangnya dan memerhatikan kita berbual dan berjenaka sambil bergelak ketawa.
7 leaves:
"Facebook mcm rumah...bkn semua kita blh undang masuk. "
Berfikir2 dan setuju dgn Ummu Amir.
Saya x berniat judge org lain :) Tp,sbgi ingatan utk saya & muslimah lain.. kita kena tapis friend requests. Bimbang ter'approve' mereka2 yg punya penyakit hati @_@
Ummu Amir pn pernah suarakan kebimbangan ni kan?
Risau tgk ukhti2 kita...esp yg berniqab, sampai buat 2/3 profile sbb dah full. Saya tak salahkan ukhti2 kita, mereka ada sebab kukuh sendiri:) Cumanya, kena tgk2 skit muslimin2 yg asyik komen memuji2 mata yg indah, dll.
Astaghfirullahalazim. Cerminan utk diri saya sndiri yg masih bertatih mengasah Islam dlm diri...
Maaf andai tersalah bicara. Tegurlah slh silap saya:)
suka entry ni. saya copy tau :) thanks for the sharing :)
allah.. sayu.. nk kongsi boleyh? trima kaseh..
Assalamualaikum Syirah. Hari ni Allah gerakkan hati kakchik untuk membuka blog Syirah. Kakchik pun baru diberitahu yang Syirah sudah pun deactivate akaun di facebook. Tak sangka bila masuk saja ternampak nama Noorah. What a coincidence. Kakchik juga membaca tentang beliau tapi di dalam artikel ANIS edisi Mac 2011. Berkenaan facebook itu, kakchik setuju dengan pernyataan Syirah tu, bukan semua boleh diundang masuk. Kalau rumah nyata pun kena ada izin suami dan tapisan berdasarkan hukum-hakam, maka begitu jugalah adabnya di facebook.
MAr'ah In Veil.
Tepuk dada tanya iman.
Paling ditakuti bila kita beriya berkata tetapi tidak mampu melaksanakan apa yang dikata. Selalulah tanya iman kita. (tak tahu nak kata apa)
Shahira :
Puisi tulisan Ummu Hani dalam buku 'Noorah'
Wa'alaikumussalam KakChik.
Hajatnya memang nak terus deactivated tetapi ada beberapa urusan buku online [bicara pedusi] yang belum selesai. Jadi, harini Syirah activekan semula nak selesaikan urusan buku. Dah selesai nanti Syirah nak deactived semula :)
Post a Comment