Sebening Hati
Qiam berdiri
Diam sunyi
Aku menghadap Ilahi
Dalam halus membisik bicara
Tutur begitu tartil membaca
Sungguh aku ingin sekali merasakan
Hancur luluh hati kala membaca ayat-Mu
Gentar dan cemas takutkan-Mu
Pada azab yang dijanji, pada tanzir yang diberi
Namun, kemarau sungguh hati ini
Untuk menghadirkan rasa sebegitu
Apatah lagi kalau
Untuk mengempang air mata
Menitiskan entah bilakan lagi
Bagaimanalah ibadah dapat membekas
Bagaimanalah hati tidak mengeras
Sungguh aku merasakan
Bersilir-silir pawana Rahim-Mu
Tembus ke ladang hati
Gemburkanlah Ya Allah
Kurniakanlah cinta-Mu padaku
Agar aku dapat mencintai-Mu
Dan merasai manis lazatnya ibadah ini
Diam sunyi
Aku menghadap Ilahi
Dalam halus membisik bicara
Tutur begitu tartil membaca
Sungguh aku ingin sekali merasakan
Hancur luluh hati kala membaca ayat-Mu
Gentar dan cemas takutkan-Mu
Pada azab yang dijanji, pada tanzir yang diberi
Namun, kemarau sungguh hati ini
Untuk menghadirkan rasa sebegitu
Apatah lagi kalau
Untuk mengempang air mata
Menitiskan entah bilakan lagi
Bagaimanalah ibadah dapat membekas
Bagaimanalah hati tidak mengeras
Sungguh aku merasakan
Bersilir-silir pawana Rahim-Mu
Tembus ke ladang hati
Gemburkanlah Ya Allah
Kurniakanlah cinta-Mu padaku
Agar aku dapat mencintai-Mu
Dan merasai manis lazatnya ibadah ini
1 leaves:
subhanallah..
Post a Comment